Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

Nama: Vita Ajeng Sari

Kelas: X MIPA 1

Absen: 35


C. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot

Kegiatan 1: Mengidentifikasi Struktur Teks Anekdot.
Tugas: halaman 93

Judul anekdot "Dosen jadi Pejabat"

• Abstraksi :

Di kantin yang ada di universitas, Udin dan Tono kedua mahasiswa yang sedang berbicara.

• Orientasi :

Tono : "Aku merasa heran dosen ilmu hukum selalu duduk saat ngajar, tidak pernah berdiri sama sekali".

Udin : "Seperti itu saja harus diperhatikan Ton."

Tono : "Ya. Tetapi kamu tahu apa sebabnya."

Udin : "Mungkin dia sedang capek atau untuk berdiri dia tidak kuat."

• Krisis :

Tono : "Bukan itu penyebabnya. Sebab dosen itu juga pejabat

• Reaksi :

Udin : "Loh. hubugannya seperti apa?

Tono :"Jika ingin berdiri, kursinya takut ditempati oleh orang lain."

• Koda :

Udin : "??."


Kegiatan 2: Mengenal Berbagai Pola Penyajian Teks Anekdot
Tugas: halaman 94

Ciri-ciri penulisan kalimat langsung anekdot dalam narasi:

•Berupa teks yang mendekati perumpamaan.

•Menampilkan tokoh-tokoh atau figure yang

 dekat dengan kehidupan sehari-hari atau

 juga orang penting.

•Memiliki sifat humoris, lucu, menggelitik,

 dan berbau lelucon tapi menyindir. 

•Terselip kritikan atau tujuan.

Dalam bentuk narasi

Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum menyerang saksi. "Apakah benar," teriak jaksa, "bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?"

Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan. "Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?" ulang pengacara.

Saksi masih tidak menanggapi.

Akhirnya, hakim berkata, "Pak, tolong jawab pertanyaan jaksa!"

"Oh, maaf." Saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, "Saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda."


Kegiatan 3: Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot
Tugas: halaman 96

Judul anekdot: Aksi Maling Tertangkap CCTV

1. Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu 

Contoh Kalimat: Seorang warga melapor kemalingan 

2. Kalimat retoris

Contoh Kalimat: "Kemalingan kok beruntung?." 

3. Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu

Contoh Kalimat: - (Tidak Ada) 

4. Penggunaan kata kerja aksi 

Contoh Kalimat: "Iya Pak, saya beruntung karena cctv merekam dengan jelas. Saya bisa melihat dengan jelas wajahnya malingnya." 

5. Kalimat perintah 

Contoh Kalimat: "Itu ilegal. Anda saya tangkap" 

6. Kalimat seru 

Contoh Kalimat: "Pak saya kemalingan."


Judul anekdot: Dosen yang Menjadi Pejabat

1. Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu 

Contoh Kalimat: "Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri." 

2. Kalimat retoris 

Contoh Kalimat: "Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri:" 

3. Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu 

Contoh Kalimat: - (Tidak Ada) 

4. Penggunaan kata kerja aksi

Contoh Kalimat: "Kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri." 

5. Kalimat perintah 

Contoh Kalimat: "Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton." 

6. Kalimat seru 

Contoh Kalimat: "Loh, apa hubungannya."


D. Menciptakan Kembali Teks Anekdot dengan Memerhatikan Struktur dan Kebahasaan

Kegiatan 1: Menceritakan Kembali isi Anekdot dengan Pola Penyajian yang Berbeda
Tugas: halaman 99 


• Aksi Maling Tertangkap CCTV

Seorang warga melapor kemalingan kepada seorang polisi. “Kemalingan apa?” tanya polisi. “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak...,” kata pelapor. “Kemalingan kok beruntung?” tanya polisi keheranan. “Iya, Pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya,” kata pelapor. “Sudah minta izin malingnya untuk merekam?” tanya polisi. “Belum ....,“ kata pelapor sambil menatap polisi dengan penuh keheranan. “Itu ilegal. Anda saya tangkap!” kata polisi dengan tegas. akhirnya pelapor hanya bisa pasrah tak berdaya.


• Pengadilan Tindak Pidana Kroupsi

Seorang Jaksa penuntut umum menyerang saksi pada puncak pengadilan korupsi politik.

Jaksa penuntut umum : "Apakah benar, bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini? "

Saksi : (Menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan)

Jaksa penuntut umum : "Bukankan benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini"

Saksi : (Masih tidak menanggapi)

Hakim : "Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa "

Saksi : "Oh, Maaf. saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda"



Kegiatan 2: Menyusun Teks Anekdot berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang banyak atau Perilaku Tokoh Publik
Tugas: halaman 102

1. Tema : 

Hak orang lain harus diberikan.


2. Masalah yang di kritik :

Haknya berupa uang kembalian


3. Humor/ kelucuan :

Ketika Bapak Presiden menanyakan uang kembalian Rp 2.000 dengan argumen sebagai anak seorang petani.


4. Tokoh : 

Penjaga tol, Soeharto, Bu tutut, Pak Tommy


5. Struktur:

- Abstrak 

Pada suatu hari Tutut, anaknya Soeharto lewat jalan tol di Jakarta. Penjaga tol menyebutkan tarif Rp 3.000. 

- Orientasi 

Tutut yang tidak punya uang receh sehingga mengeluarkan pecahan Rp 50.000. 

Penjaga tol : “Ini Bu, kembaliannya.” 

Bu Tutut : “Sudah… simpan saja buat keluarga Anda.” 

Penjaga tol merasa senang karena menerima Rp 47.000 rupiah dan langsung berterima kasih kepada Tutut. Setelah beberapa jam Tommy datang, melewati jalan tol tersebut. Kali ini Tommy mengeluarkan uang 20 ribuan. 

Penjaga tol : “ Ini pak, kembaliannya 17 ribu.” 

Tommy : “Sudahlah, simpan saja buat sekolah anak Anda.” 

Penjaga langsung memasukkan kembalian itu ke kantongnya dan berterima kasih banyak ke Tommy. 

- Krisis

Setelah beberapa jam datang Soeharto dengan mobilnya lewat jalan tol. Soeharto mengeluarkan uang Rp 5.000 dan disodorkan ke penjaga tol. Soeharto menunggu. Lima menit berlalu. Lalu bertanya kepada penjaga tol. 

Soeharto : ”Loh, mana uang kembalian saya?” 

Penjaga tol : ”Ah bapak, masa uang 2.000 rupiah aja dibalikin. Tadi Bu Tutut dan Pak Tommy lewat kembaliannya 47.000 dan 17.000 aja diberikan ke saya, masa Bapak yang 2000 aja minta kembalian?” 

- Reaksi

Soeharto : “Anda tahu Tutut dan Tommy anak siapa?” 

Penjaga tol : ”Ya tahu, Pak! Kan anaknya bapak presiden,” 

- Koda

Soeharto : “Nah mereka kan anak presiden. Sedangkan saya anak petani!! Sekarang, mana kembalian saya?”


6. Alur : 

Bu Tutut datang untuk membayar tol, setelah Bu Tutut pergi datanglah Pak Tommy membayar tol juga, lalu setelah Pak Tommy pergi, datanglah Soeharto.


7. Susunan Anekdot:

Tutut yang tidak punya uang receh sehingga mengeluarkan pecahan Rp 50.000. 


Penjaga tol : “Ini Bu, kembaliannya.” 

Bu Tutut : “Sudah… simpan saja buat keluarga Anda.” 


Penjaga tol merasa senang karena menerima Rp 47.000 rupiah dan langsung berterima kasih kepada Tutut. Setelah beberapa jam Tommy datang, melewati jalan tol tersebut. Kali ini Tommy mengeluarkan uang 20 ribuan. 


Penjaga tol : “ Ini pak, kembaliannya 17 ribu.” 

Tommy : “Sudahlah, simpan saja buat sekolah anak Anda.” 


Penjaga langsung memasukkan kembalian itu ke kantongnya dan berterima kasih banyak ke Tommy. 

Setelah beberapa jam datang Soeharto dengan mobilnya lewat jalan tol. Soeharto mengeluarkan uang Rp 5.000 dan disodorkan ke penjaga tol. Soeharto menunggu. Lima menit berlalu. Lalu bertanya kepada penjaga tol. 


Soeharto : ”Loh, mana uang kembalian saya?” 

Penjaga tol : ”Ah bapak, masa uang 2.000 rupiah aja dibalikin. Tadi Bu Tutut dan Pak Tommy lewat kembaliannya 47.000 dan 17.000 aja diberikan ke saya, masa Bapak yang 2000 aja minta kembalian?” 

Soeharto : “Anda tahu Tutut dan Tommy anak siapa?” 

Penjaga tol : ”Ya tahu, Pak! Kan anaknya bapak presiden,” 

Soeharto : “Nah mereka kan anak presiden. Sedangkan saya anak petani!! Sekarang, mana kembalian saya?”


Si Penjaga tol pun pasrah dan memberikan kembalian uang 2000 ke Soeharto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas PBSI Sastra, Karangan, dan Paragraf