Tugas PBSI Bab IV Melestarikan Nilai Kearifan Lokal Melalui Cerita Rakyat
Nama: Vita Ajeng Sari
Kelas: X MIPA 1
A. Mengidentifikasi Nilai-nilai dan Isi Hikayat
Kegiatan 1: Mengidentifikasi Isi Pokok Cerita Hikayat dengan Bahasa Sendiri
Tugas 1 halaman 111
1. Siapakah Indera Bangsawan?
Jawab: Putra kedua seorang raja yang bernama Indera Bungsu dari Negeri Kobat Syahrial
2. Bagaimana keadaan kelahiran Indera Bangsawan?
Jawab: Kelahiran Indera Bangsawan bersamaan dengan sebilah pedang disambut dengan suka cita
3. Siapakah putri yang ditolong oleh saudara kembar Indera Bangsawan?
Jawab: Putri Ratna Sari yang ditolong oleh saudara kembar Indera bangsawan, Syah Peri
4. Apa yang dilakukan Syah Peri setelah berpisah dengan Indera Bangsawan?
Jawab: Syah Peri berjalan menuju ke sebuah taman dan menemukan sebuah mahligai setelah berpisah dengan Indera Bangsawan
5. Mengapa Indera Bangsawan dan Syah Peri terpisah?
Jawab: Mereka terpisah karena angin ribut
6. Bagaimana cara Indera Bangsawan mengalahkan Buraksa?
Jawab: Dengan memasukkan ramuan daun-daunan ke dalam gentong minum Buraksa sehingga ketika Buraksa terbangun dari tidurnya menjadi lumpuh akibat ramuan daun-daunan dalam air minumnya
7. Bagaimana cara Indera Bangsawan masuk ke dalam istana Raja Kabir?
Jawab: Dengan membawa air susu harimau yang beranak muda yang dapat menyembuhkan penyakit Putri Kemala Sari, putri Raja Kabir
8. Siapakah yang selalu menolong Indera Bangsawan sehingga ia selalu bisa melakukan hal sulit yang diminta Raja Kabir?
Jawab: Seorang raksasa yang ditemuinya di padang yang kemudian menjadi neneknya
9. Apakah Putri Kemala Sari mengetahui penyamaran Indera Bangsawan?
Jawab: Di teks tersebut tidak diceritakan tentang penyamaran Indera Bangsawan
10. Apa amanat yang dapat dipetik dari hikayat di atas?
Jawab: Usaha harus dibarengi dengan doa kepada Tuhan, optimisme dalam meraih harapan dan cita-cita, manusia harus saling tolong-menolong
Tugas 2 halaman 111
Paragraf 3:
Syah Peri dan Indera Bangsawan pergi mencari buluh perindu
Paragraf 4:
Syah Peri dan Indera Bangsawan berpisah karena hujan, angin ribut, taudan, kelam kabut yang terjadi pada suatu hari
Paragraf 5:
Syah Peri yang menyerahkan diri kepada Allah Subhanahuwatala
Paragraf 6:
Syah Peri menemukan Putri Ratna Sari setelah menoreh gendang dengan pisau
Paragraf 7:
Indera Bangsawan bertemu dengan raksasa yang menjadi neneknya dan bercerita bahwa ia berada negeri Antah Berantah yang diperintah oleh Raja Kabir
Paragraf 8:
Raja Kabir mengumumkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa dan yang dapat memberikan air susu harimau yang baru saja beranak akan dinikahkan dengan Puteri Kemala Sari yang sedang sakit mata
Paragraf 9:
Titah baginda mengenai barang siapa yang mendapat susu harimau akan menikah dengan tuan putri
Paragraf 10:
Kesaktian Si Hutan telah kembali seperti dahulu kala
Paragraf 11:
Kesembilan anak raja menemui Indera Bangsawan untuk meminta susu harimau tetapi oleh Indera Bangsawan diberikan susu kambing. Sedangkan susu harimau diserahkan Indera Bangsawan kepada raja
Paragraf 12:
Putri Kemala Sari pun sembuh, tetapi Raja Kabir masih bersedih hati karena harus menyerahkan Putri Kemala Sari kepada Buraksa
Paragraf 13:
Raja Kabir mengumumkan bahwa barang siapa dapat mengambil jubah Buraksa akan menjadi suami Putri Kemala Sari
Paragraf 14:
Indera Bangsawan berhasil membawa lari Puteri dan mengambil jubah Buraksa karena Buraksa lumpuh
Paragraf 15:
Kesembilan anak raja mengambil selimut Buraksa dan hendak mengatakan bahwa selimut Buraksa adalah jubah Buraksa
Paragraf 16:
Indera Bangsawan menyerahkan Puteri dan jubah Buraksa kemudian Raja mengumumkan hari pernikahan Indera Bangsawan dan Puteri Kemala Sari
Tugas 3 halaman 116
1. Membaca hikayat di buku
2. Pokok isi tiap paragraf
Paragraf 1:
Sang Raja yang memiliki sepuluh putri cantik namun sangat manja dan nakal karena sang Raja terlalu sibuk dengan kepemimpinannya
Paragraf 2:
Ada sepuluh putri cantik yang diberi nama sesuai warna dan terkenal manja, namun ada satu putri yang tidak manja yang bernama Putri Kuning
Paragraf 3:
Raja hendak pergi jauh kemudian putri-putrinya meminta oleh-oleh hadiah yang mahal-mahal. Akan tetapi Putri Kuning hanya meminta agar ayahnya bisa pulang dengan selamat
Paragraf 4: Selama ayahnya pergi, kesembilan putri raja semakin nakal dan malas. sebaliknya, putri kuning rajin merawat taman di istana
Paragraf 5:
Putri kunang di ledek sebagai pembantu oleh kakak kakaknya
Paragraf 6:
Ketika ayahnya pulang, putri kuning mendapat hadiah yang paling indah berupa kalung batu hijau
Paragraf 7:
Putri hijau, sang kakak, menuduh putri kuning mengambil kalung batu hijau miliknya
Paragraf 8:
Kesembilan kakaknya merebut kalung batu hijau dari tangan putri kuning. tidak hanya itu, mereka juga memukul kepala putri kuning hingga meninggal
3. Sinopsis berdasarkan pokok isi hikayat
Sang Raja yang memiliki sepuluh putri cantik namun sangat manja dan nakal karena sang Raja terlalu sibuk dengan kepemimpinannya. Ada sepuluh putri cantik yang diberi nama sesuai warna dan terkenal manja, namun ada satu putri yang tidak manja yang bernama Putri Kuning. Raja hendak pergi jauh kemudian putri-putrinya meminta oleh-oleh hadiah yang mahal-mahal. Akan tetapi Putri Kuning hanya meminta agar ayahnya bisa pulang dengan selamat.
Selama ayahnya pergi, kesembilan putri raja semakin nakal dan malas. sebaliknya, putri kuning rajin merawat taman di istana.. Putri Kuning dilledek sebagai pembantu oleh kakak kakaknya. Ketika ayahnya pulang, putri kuning mendapat hadiah yang paling indah berupa kalung batu hijau. Putri hijau, sang kakak, menuduh putri kuning mengambil kalung batu hijau miliknya. Kesembilan kakaknya merebut kalung batu hijau dari tangan putri kuning. tidak hanya itu, mereka juga memukul kepala putri kuning hingga meninggal.
Kegiatan 2: Mengidentifikasi Karakter Hikayat
Tugas halaman 120
1. Karakteristik: Kemustahilan
a. Meminta nasihat pada burung tiung dan bayan
Kutipan teks:
Sebelum dia pergi, berpesanlah dia pada istrinya itu, jika ada barang suatu pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada, karena fitnah di dunia amat besar lagi tajam dari pada senjata.
b. Burung bayan bisa berpikir untuk menghindar dari pembunuhan
Kutipan teks:
Maka bayan pun berpikir bila ia menjawab seperti tiung maka ia juga akan binasa.
c. Burung bayan bisa menceritakan banyak kisah hingga 24 malam
Kutipan teks :
Maka diberilah ia cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam.
d. Burung bayan bisa melakukan tindakan bijaksana.
Kutipan teks :
Bayan yang bijak bukan sahaja dapat menyelamatkan nyawanya tetapi juga dapat menyekat isteri tuannya daripada menjadi isteri yang curang.
2. Karakteristik: Kesaktian
a. Burung bayan bisa melakukan tindakan seperti manusia
Kutipan teks :
Burung Bayan tidak melarang malah dia menyuruh Bibi Zainab meneruskan rancangannya itu, tetapi dia berjaya menarik perhatian serta melalaikan Bibi Zainab dengan cerita-ceritanya.
b. Hati kera bisa digunakan untuk menyembuhkan luka
Kutipan teks:
Anak saudagar mendapat luka di tangannya. Luka tersebut tidak sembuh melainkan diobati dengan hati kera.
3. Karakteristik: Istana sentris
a. Khojan Mubarok, saudagar yang sangat kaya.
Kutipan teks :
Sebermula ada saudagar di negara Ajam. Khojan Mubarok namanya, terlalu amat kaya, akan tetapi ia tiada beranak.
b. Bibi Zainab, anak seorang saudagar kaya
Kutipan teks:
Ia dipinangkan dengan anak saudagar yang kaya, amat elok parasnya, namanya Bibi Zainab.
c. Anak Raja Azam
Kutipan teks:
Hatta beberapa lama di tinggal suaminya, ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok.
d. Anak saudagar yang berteman dengan kera
Kutipan teks:
Ibu bayan telah bercerita kepada anak-anaknya tentang seekor anak kera yang bersahabat dengan seorang anak saudagar.
Kegiatan 3: Mengidentifikasi Nilai-nilai dalam Hikayat
Tugas halaman 124
1. Nilai agama
• Konsep nilai: Berani memberi petuah kepada orang lain apabila seseorang melanggar aturan agama.
Kutipan teks:
Maka bernasihatlah ditentang perbuatannya yang melanggar aturan Allah SWT.
• Konsep nilai: Memohon doa kepada Tuhan
Kutipan teks:
Tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan, maka saudagar Mubarok pun beranaklah istrinya seorang anak laki-laki yang diberi nama Khojan Maimun.
• Konsep nilai: Belajar mengaji Alquran sejak kecil
Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun.
2. Nilai moral:
• Konsep nilai: Sebagai manusia harus bisa menjaga martabat, kesabaran, dan kekayaan.
Kutipan teks:
Apatah dicari oleh segala manusia di dunia ini selain martabat, kesabaran, dan kekayaan?
• Konsep nilai: Menyampaikan kata pamit sebelum pergi
Kutipan teks :
Maka pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung itu hendak menemui anak raja.
• Konsep nilai: Bertanyalah kepada orang yang lebih tahu sebelum mengambil keputusan agar tidak menimbulkan fitnah
Kutipan teks:
Sebelum dia pergi, berpesanlah dia pada istrinya itu, jika ada barang suatu pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada, karena fitnah di dunia amat besar lagi tajam dari pada senjata.
3. Nilai sosial
• Konsep nilai: Membantu sesama yang membutuhkan
Kutipan teks:
Bayan yang bijak bukan sahaja dapat menyelamatkan nyawanya,tetapi juga dapat menyekat istri tuannya daripada menjadi istri yang curang. Dia juga dapat menjaga nama baik tuannya serta menyelamatkan rumah tangga tuannya.
• Konsep nilai: berlaku bijaksana terhadap sesama
Kutipan teks:
Bayan yang bijak bukan sahaja dapat menyelamatkan nyawanya tetapi juga dapat menyekat isteri tuannya daripada menjadi isteri yang curang.
4. Nilai pendidikan:
• Konsep nilai: Memperoleh ilmu tidak harus berasal hanya dari satu sumber saja
Kutipan teks:
Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun.
5. Nilai budaya
• Konsep nilai: Burung yang dipelihara dicabuti bulunya gara tidak bisa terbang.
Kutipan teks :
Adapun akan hamba, tuan ini adalah seperti hikayat seekor unggas bayan yang dicabut bulunya oleh tuannya seorang istri saudagar.”
6. Nilai estetika
• Konsep nilai: kecantikan Siti Zainab yang diungkapkan dengan kata-kata yang indah.
Kutipan:
Ia dipinangkan dengan anak saudagar yang kaya, amat elok parasnya, namanya Bibi Zainab.
B. Mengembangkan Makna (Isi dan Nilai) Hikayat
Kegiatan 1: Mengidentifikasi Nilai-nilai dalam Hikayat yang Masih sesuai dengan Kehidupan Saat Ini
Tugas halaman 126
1. Kutipan hikayat: Sebermula ada saudagar di negara Ajam. Khojan Mubarok namanya, terlalu amat kaya, akan tetapi ia tiada beranak. Tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan, maka saudagar Mubarok pun beranaklah istrinya seorang anak laki-laki yang diberi nama Khojan Maimun.
Analisis: Terdapat nilai religi untuk berdoa kepada Tuhan dan berusaha agar memiliki anak. Nilai religi ini masih sesuai dengan kehidupan saat ini.
2. Kutipan hikayat: Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun
Analisis: terdapat nilai religi dan pendidikan yaitu ketika Khojan Maimun mengaji. Nilai religi dan pendidikan ini masih sesuai, namun sangat jarang yang melakukannya.
3. Kutipan hikayat: Ia dipinangkan dengan anak saudagar yang kaya raya, amat elok parasnya, namanya Bibi Zainab.
Analisis: Terdapat nilai kebudayaan yaitu perjodohan. Nilai kebudayaan ini sudah sangat jarang terjadi, sebagian besar memilih jodoh sendiri-sendiri.
4. Kutipan hikayat: Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu minta izinlah dia kepada istrinya. Sebelum pergi, berpesanlah dia pada istrinya itu, jika ada barang suatu pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada, karena fitnah di dunia amat besar lagi tajam daripaa senjata.
Analisis: Terdapat nilai religi dan kebudayaan. Nilai tersebut adalah berupa kewajiban suami mencari nafkah dengan meminta izin istri. Sebaliknya, istri juga harus setia kepada suami. Nilai kebudayaan ini masih sesuai dengan kehidupan saat ini. Suami istri harus saling menghormati.
5.Kutipan hikayat: Hatta berapa lama ditinggal suaminya, ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk bertemu melalui seorang perempuan tua.
Analisis: terdapat nilai kebudayaan dan religi yang hendak dilanggar. Pada zaman sekarang, masih ada pasangan yang melakukan hal tersebut, meskipun sebenarnya dilarang.
Kegiatan 2: Menjelaskan Kesesuaian Nilai-nilai dalam Hikayat dengan Kehidupan Saat ini dalam Teks Eksposisi
Tugas halaman 127
1. Nilai dalam Hikayat: Terdapat nilai religi untuk berdoa kepada Tuhan dan berusaha agar memiliki anak. Nilai religi ini masih sesuai dengan kehidupan saat ini.
- Tesis/ pernyataan sikap:
Manusia wajib menempatkan agama dalam kehidupannya, termasuk ketika mengharapkan keinginannya bisa tercapai.
- Pengembangan:
Manusia adalah hamba Tuhan di muka bumi. Ia wajib mengikuti kehendak dan ketentuan sang Pencipta. Apabila Tuhan menghendaki manusia mendapat rezeki, memiliki keturunan atau sebaliknya, maka terjadilah. Namun demikian, apabila manusia sudah berusaha keras untuk memiliki keturunan, namun belum terwujud, langkah yang seharusnya dilakukan manusia tersebut adalah berdoa dan pasrah kepada Tuhan. Bukan hanya pada hikayat, pada zaman sekarang pun manusia harus bekerja keras untuk memperoleh apa yang dicita-citakannya, dan pada saat yang sama ia harus rajin berdoa kepada Tuhan.
2. Nilai dalam hikayat: Terdapat nilai religi dan pendidikan yaitu ketika Khojan Maimun mengaji. Nilai religi dan pendidikan ini masih sesuai, namun sangat jarang yang melakukannya.
- Tesis/ pernyataan sikap:
Hingga saat ini, pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Ada orangtua yang menghendaki anaknya menguasai ilmu modern sekaligus ilmu agama.
- Pengembangan:
Pendidikan yang dilaksanakan oleh Khoja Maimun dengan ngaji di berbagai tempat hingga usia lima belas tahun merupakan upaya dari orang tua Khoja Maimun demi kesuksesan anaknya. Pada zaman sekarang, ada orangtua yang mengirimkan anaknya ke tempat pendidikan agama (pesantren), sekaligus memberi bekal ilmu modern kepada anak-anak mereka.
3. Nilai dalam hikayat: Terdapat nilai kebudayaan yaitu perjodohan. Nilai kebudayaan ini sudah sangat jarang terjadi, sebagian besar memilih jodoh sendiri-sendiri.
- Tesis/ pernyataan sikap:
Meskipun kebudayan modern membebaskan manusia sehingga bisa bertingkah semaunya, namun perjodohan masih relevan dilakukan pada zaman sekarang.
- Pengembangan:
Meskipun kebudayaan modern membebaskan manusia sehingga bisa bertingkah semaunya, namun perjodohan masih relevan dilakukan pada zaman sekarang. Hal tersebut karena bangsa Indonesia masih memiliki hubungan kekeluargaan yang sangat erat dan sangat menghormati orang tua. Dengan demikian, orangtua akan memilihkan yang terbaik bagi anaknya, salah satunya melalui perjodohan.
Komentar
Posting Komentar